Rabu, 04 Mei 2011

Barengan Ngelencer ke Luar Jawa

Wednesday, 04 May 2011 10:30
Dewan, Kepala SKPD dan Camat, Habiskan Dana Ratusan Jutaan Rupiah

BANTUL - Masyarakat Bantul yang ingin bertemu dengan anggota DPRD Bantul, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Bantul atau camat tampaknya harus menahan diri. Masyarakat harus siap gigit jari.

Sebab, selama empat hari mulai Senin hingga Jumat mendatang, sebanyak 40 orang dari 45 anggota parlemen Bantul ngelencer ke luar Jawa. Mereka pergi dengan alasan mendampingi puluhan pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Bantul yang sedang menggelar studi pembangunan.

Tiga dari lima anggota dewan yang tidak ikut ngelencer ialah tiga politisi dari Partai Gerindra masing-masing Purwanto, Ita Dwi Nuryanti, dan Gunawan. Sedangkan dua wakil rakyat lainnya yakni Sadji dari PAN dan Tur Haryanto.

Khusus untuk empat Purwanto, Ita Dwi Nuryanti, Gunawan, dan Tur Haryanto, mereka tidak ikut dalam kunjungan ini karena tidak tercatat sebagai anggota komisi dan fraksi di DPRD Bantul. Sedangkan Sadji tidak ikut lantaran sedang menjalani perawatan intensif di RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Daerah yang menjadi tujuan ngelencer ini antara lain Kota Padang di Sumatera Barat, Makassar di Sulawesi Selatan, Bitan di Kepulauan Riau, dan Manado di Sulawesi Utara. Para legislator, pimpinan SKPD, dan camat ini berangkat ke daerah tujuan dengan menggunakan pesawat terbang melalui Bandara Adisuctjpto, Selasa pagi (3/5) kemarin. Rencananya, kunjungan ke luar pulau Jawa yang dilakukan setahun sekali ini akan berlangsung hingga Jumat mendatang. Mereka dijadwalkan kembali masuk kantor pada Senin mendatang (9/5).

”Saya ikut mendampingi Komisi A ke Kota Padang, Sumatera Barat, dalam rangka studi tentang pelayanan dan perijinan. Pulangnya besok Sabtu (7/5) mendatang,” kata Ketua DPRD Bantul Tustiani saat dihubungi Radar Jogja, kemarin (3/5).

Wakil Ketua DPRD Bantul Arif Haryanto mengatakan kunjungan kerja anggota dewan ke luar Jawa dalam rangka mendampingi masing-masing SKPD yang menjadi mitra kerja komisi-komisi di DPRD. Komisi A dengan daerah tujuan Padang. Komisi B menuju Makassar. Komisi C ke Bintan. Sedangkan Komisi D terbang ke Manado.

”Kita mendampingi eksekutif untuk studi pembangunan dalam merencanakan program pembangunan Bantul ke depan yang akan dibuat oleh masing-masing SKPD Pemkab Bantul,” kata Arif Haryanto, kemarin (3/5).

Ketika disinggung agenda riil kunjungan kerja ini, Arif menjelaskan, agenda kunjungan kerja masing-masing komisi dan SKPD berbeda. Karena sifatnya mendampingi, lanjut Arif, agenda parlemen menyesuaikan dengan agenda masing-masing SKPD yang menjadi mitra kerja komisi-komisi.

“Tiap komisi dan SKPD agenda berbeda-beda. Kebetulan saya ikut komisi D yang ke Manado. Agenda ya soal jaminan kesehatan, pendidikan, olahraga dan lain-lain,” terang politisi yang tinggal di Sedayu ini.

Diperkirakan, kegiatan plesiran selama empat hari yang diikuti puluhan anggota dewan, pimpinan SKPD dan camat se Bantul ke luar pulau Jawa ini menghabiskan dana ratusan juta rupiah bahkan mendekati angka Rp 1 miliar. Sayang, Radar Jogja tidak bisa mendapatkan angka pasti berapa anggaran yang digunakan anggota parlemen, pimpinan SKPD dan Camat dalam plesiran tahun ini.

Sejak Senin (2/5) kemarin, Radar Jogja berulang kali berusaha menemui Kabag Keuangan Sekretariat DPRD Bantul Juhandayanta untuk meminta keterangan terkait anggaran kunjungan kerja ini. Namun sayang, Juhandayanta tidak berada ada di ruangannya. Begitu pula Kepala DPKAD Bantul Abu Dzarin, Selasa (3/5) kemarin tidak berada di kantor karena sudah berangkat.

Sekretaris DPRD (Sekwan) Bantul, Suarman mengatakan, keberangkatan anggota dewan Bantul ke luar Jawa sudah disesuaikan dengan standar harga barang dan jasa (SHBJ). Dengan demikian, angka rupiah yang diterima wakil rakyat semua sudah sesuai dan dipastikan tidak ada yang menyimpang. ”Yang paling besar biayanya ke Manado. Sebab, tiket pesawat saja menghabiskan dana Rp 4 juta,” kata dia.

Selain tiket pesawat, dana digunakan untuk sewa kamar hotel, makan, serta biaya transport lokal. ”Masing-masing anggota Dewan yang berangkat ke Manado menerima anggaran sekitar Rp 9 juta hingga Rp 10 juta,” tambah Suarman.

Berdasarkan pengalaman tahun 2010 lalu, anggaran yang dikeluarkan Sekretariat DPRD Bantul dalam kegiatan kunker ke luar Jawa ini mencapai Rp 800 juta lebih. Setiap anggota dewan kebagian dana Rp 9 juta selama empat hari masa kunjungan.

Jika dikalikan sebanyak 40 anggota dewan, anggarannya sebesar Rp 360 juta, belum termasuk anggaran untuk Sekwan Suarman dan pewagai sekretariat DPRD Bantul yang ikut mendampingi. Dana Rp 9 juta per anggota dewan itu digunakan untuk keperluan biaya tiket, penginapan, makan, uang saku, dan transportasi lokal.

”Kunjungan kerja ke luar Jawa selama empat hari. Pengeluarannya ya bisa mencapai ratusan juta rupiah, untuk tiket pesawat PP, hotel, maka, uang saku dan lain-lain,” terang seorang pegawai di lingkungan kesekretariatan DPRD Bantul yang enggan disebut namanya ini. (mar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar